belajar tanpa guru bagaikan

Belajaragama lewat guru (Ulama/Kyai) adalah wajib hukumnya, karena mempelajari ilmu tanpa adanya seorang guru maka orang tersebut akan ngawur dan berbuat semaunya sendiri. Di bawah ini kami kutip beberapa hadist Nabi SAW dan pendapat ulama tentang pentingnya seorang guru. Berapapunlama kalian belajar, tanpa latihan akan hilang dalam sekejap bagaikan pesulap yg sanggup membuat kelinci berubah jadi bunga kertas. *hahaha* tetapi semakin sering begitu akan semakin merasa hasil yang didapat dari belajar disana adalah nihil L guru baru, metode belajar baru, termasuk lesson baru yang bisa jadi diulang-ulang. Tentu KataKata Motivasi Belajar Islami yang Penuh Semangat. 13. "Tuntutlah ilmu. Di saat kamu miskin, ia akan menjadi hartamu. Di saat kamu kaya, ia akan menjadi perhiasanmu." - Luqman al-Hakim. 14. Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri. Belajarbahasa Indonesia tanpa guru. ed.7 oleh: SINGGIH, S.Amin Terbitan: (1993) Learning belajar bahasa indonesia:without teacher tanpa guru oleh: Amin Singgih Terbitan: (1990) Sejalandengan itu, ilmu pengetahuan tanpa adanya agam adalah bagaikan badan yang lumpuh. Hari ini cobalah untuk hidup namun seolah kamu akan mati di esok hari. Dan lakukan menuntut ilmu dan terus belajar seolah-olah hidupnya akan berjalan selamanya. Jika diibaratkan pendidikan dalam hidup adalah sebuah kunci dan paspor. Vay Tiền Trả Góp Tháng Tư Nhân. Ma’had Aly – Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Kewajiban menuntut ilmu telah dianjurkan didukung beberapa dalil, sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW berikut طلب العلم فريضة علی كل مسلم و مسلمة “Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang muslim dan muslimat.“ Di dalam kitab Ta’lim Muta’alim karya Imam Az-Zarnuji dijelaskan bahwasanya tidak diwajibkan setiap muslim dan muslimat untuk menuntut semua ilmu, akan tetapi menuntut ilmu sebagaimana keadaannya. Menjadi santri yang menuntut ilmu menjadikan dirinya memiliki keutamaan dan derajat yang tinggi. Sebagaimana firman Allah SWT يرفع الله الذين امنوا منكم و الذين اوتوا العلم درجات “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang menuntut ilmu.“ Terlebih banyak keutamaan menuntut ilmu dijelaskan dalam banyak hadis Nabi. Seperti hadis berikut ini. من غدا لطلب العلم صلت عليه الملائكة و بورك له فی معيشته “Siapa orang yang pagi hari menuntut ilmu maka para malaikat akan membacakan shalawat untuknya dan diberkahi kehidupannya.“ Banyak fadhilah orang yang mencari ilmu, juga orang yang mengajarkan serta mereka yang mengamalkan ilmu. Mempelajari ilmu, terutama ilmu agama hendaknya dipelajari melalui guru walaupun keadaan zaman sekarang banyak ilmu praktis nan simpel tersedia di laman tertentu, contoh jika ibu jarinya mengetik satu dua kata yang ingin diketahuinya di tab pencarian, sudah banyak muncul jawaban dari persoalan yang ia tanyakan. Namun dari kemudahan itu, justru kenikmatan menimba ilmu tak didapatkannya. Orang yang belajar melalui seorang guru akan jelas sanad gurunya daripada orang yang belajar otodidak melalui media praktis. Dikhawatirkan bagi mereka yang belajar tanpa guru, akan mudah terjerumus ke dalam ajaran yang menyimpang dan membuat bingung diri sendiri, sebab tiada keteguhan dalam ilmu yang dipelajarinya. Maka dari itu, sangat tidak dianjurkan jika seseorang belajar tanpa guru. Ilmu didapat tidak cukup secara otodidak, akan tetapi yang paling penting adalah adanya sosok guru yang menjadi pembimbing agar tidak kesasar dalam mengarungi kehidupan dan juga dalam beragama. Di dalam kitab Bajuri disebutkan bahwa siapa yang tidak memiliki guru yang ia jadikan pembimbing, maka gurunya adalah syaitan. من لا شيخ له فشيخه الشيطان “Barang siapa yang tidak memiliki guru, maka gurunya adalah syaitan.“ أبو يزيد يقول من لم يكن له أستاذ فإمامه الشيطان Dalam redaksi lain, Abu Yazid berkata “Dia yang tidak memiliki guru, maka imamnya adalah syaitan.” يقول عبد الكريم القشيري الشافعي في رسالته المعروفة بالرسالة القشيرية يجب على المريد أن يتأدب بشيخ فإن لم يكن له أستاذ لا يفلح أبداً. “Abd al-Karim al-Qushayri al-Shafi’i mengatakan dalam risalahnya yang dikenal sebagai al-Risalah al-Qushayri bahwa seorang murid harus didisiplinkan oleh seorang syekh guru, dan jika dia tidak memiliki seorang guru, maka ia tidak akan pernah berhasil.” Bahayanya Belajar Tanpa Guru KH. Ahmad Baha’udin Nur Salim atau yang dikenal dengan Gus Baha’ menyampaikan di dalam kitab Adab Al-Alim wa Al-Muta’allim karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, beliau berkata ان يصحح ما يقرٶه قبل حفظه تصحيحا جيدا اما علی الشيخ او علی غيره ممن يتقنه ” Seorang murid santri harus mentashih membenarkan bacaannya sebelum menjaganya dengan tashih yang benar kepada guru atau kepada orang yang diyakininya.“ Dari sini Gus Baha’ menegaskan bahwa orang yang belajar tanpa guru sangat berbahaya dan orang yang belajar harus mentashih bacaannya sebelum menjaga ilmunya. Dalam mentashih bacaan saja pun harus memiliki guru, terlebih banyak fan keilmuan lain yang wajib memiliki guru sehingga jelas sanad keilmuannya. Dapat diambil kesimpulan, orang yang belajar harus ada seorang yang membimbing dan juga ahli dalam keilmuannya. Ada suatu kisah seorang dokter yang bernama Tuma Al-Hakim. Orang tuanya ialah seorang dokter dan mewariskan banyak buku kedokteran kepadanya. Ia pun sibuk menelaah buku-buku dan membaca buku tersebut. Di saat ia membaca buku tersebut, ia menemukan kalimat berikut. الحبة السداء شفاء من كل داء “Habbatussauda’ jintan hitam adalah obat untuk segala penyakit.“ Buku yang ia baca sudah usang dan mengalami kesalahan saat ditulis. Alhasil satu titik huruf ba’ dalam penglihatannya menjadi dua titik, yakni huruf ya’. الحية السوداء شفاء من كل داء “Ular hitam adalah obat untuk segala penyakit.“ Disebutkan dalam beberapa kisah bahwa ia menyebabkan kematian banyak orang, sebab memberi obat yang terbuat dari ular hitam. Contoh tersebut menunjukkan bahwa betapa bahayanya jika seseorang menelaah atau belajar suatu ilmu tanpa guru. Olehsebab itu, tidak diperbolehkan belajaragama secara praktis lewat media-media sosial yang belum jelas dari lisan mana ilmu tersebut dinukil, karena hal itu akan menjadikan kesesatan bagi diri sendiri dan orang lain. Kontributor Robiihul Imam Fiddaroini, Semester 3 Post Views 3,699 Mempelajari agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap pemeluknya. Dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah telah banyak menunjukkan tentang wajibnya ibadah yang satu ini. Hari ini setiap orang yang ingin mempelajari Islam dapat dengan mudah melakukannya. Kemajuan dunia teknologi dan berkembangnya dunia tulis-menulis khususnya buku-buku agama Islam membuat setiap orang bisa kapan saja dan dimana saja mempelajari agamanya. Akan tetapi ada satu hal yang perlu diperhatikan belakangan ini, beberapa orang merasa cukup untuk belajar dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang beredar di berbagai media, tanpa perlu bimbingan seorang guru. Apakah hal ini tepat bagi seorang muslim dalam mempelajari agama-Nya, khususnya para penuntut ilmu ? Simak paparan berikut Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Kitabul Ilmi menjelaskan bahwa seseorang penuntut ilmu hendaknya memiliki guru dan tidak membiarkan dirinya belajar sendiri tanpa bimbingan. Seseorang yang memiliki guru akan memperoleh beberapa manfaat, diantaranyaMenemukan metode yang mudah dalam belajar. Dia tidak perlu bersusah payah memahami sebuah kitab untuk melihat apa pendapat yang paling kuat dan apa sebabnya, demikian pula apa pendapat-pendapat yang lemah dan alasannya. Ketika seseorang memiliki guru, maka guru itu yang akan mengajarinya dengan metode yang lebih mudah. Guru itu akan menjelaskan perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu, manakah pendapat yang terkuat beserta dalil-dalilnya. Tidak diragukan lagi, hal ini sangat bermanfaat bagi penuntut cepat paham. Seorang penuntut ilmu jika membaca di hadapan gurunya akan lebih cepat mengerti dibandingkan jika mempelajari sendiri. Jika dia hanya membaca seorang diri, boleh jadi ia akan menemukan istilah-istilah baru yang sulit untuk dipahami dan membutuhkan usaha serta pengulangan yang memakan waktu dan tenaga. Bahkan bisa jadi dia jatuh dalam kesalahan saat memahaminyaAdanya hubungan yang terjalin antara penuntut ilmu dan para ulama. Maka dari itu membaca sebuah buku di hadapan para ulama lebih bermanfat dan lebih utama daripada membacanya kesempatan lain, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ditanya tentang sebuah ungkapan yang berbunyi مَنْ كَانَ شَيْخُهُ كِتَابَهُ فَخَطَئُهُ أَكْثَرْ مِنْ صَوَابِهِ“Barangsiapa yang gurunya adalah bukunya, maka kesalahannya lebih banyak daripada benarnya”.Syaikh mengatakan bahwa perkataan ini tidaklah benar maupun salah secara mutlak. Akan tetapi seseorang yang belajar dari sebuah buku dan orang-orang yang dikenal dengan ilmunya serta dapat dipercaya dalam menyampaikan ilmunya secara bersamaan maka hal ini dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi. Wallahu A’lam.***Referensi Kitabul Ilmi, cetakan pertama, tahun 1417 H. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Penerbit Dar Tsaraya, Riyadh. Jelang Dzuhur, STAI Ali bin Abi Thalib15 Jumadil Ula 1437 / 24 Februari 2016Penulis Noviyardi AmarullahArtikel Anggota komunitas turut berpartisipasi dalam pembentukan aturan dan ekspektasi dari edukasi ini. Sekolah juga tidak mewajibkan kehadiran. Summerhill pada usianya yang hampir ke-100 tahun telah meluluskan banyak siswa. Siswa tak hanya belajar dasar-dasar edukasi saja, tetapi juga bidang akademik lainnya. Mereka mempelajari pelajaran hingga lulus tanpa ada keterpaksaan. Setiap manusia, termasuk anak-anak, memiliki caranya sendiri dalam menangkap pelajaran dan bagaimana mereka menerapkan pelajaran ke dalam kehidupan secara alami. Secara alami, mereka akan mengetahui cara memecahkan kemampuan alami manusia untuk belajar ini ditumpulkan dengan beragam aturan yang memaksa. Terkadang metode pembelajaran seperti ini tidak lagi dipandang mudah dan efektif bagi masing-masing individu. Meskipun di Indonesia memiliki sistem pembelajaran yang sudah ditetapkan secara nasional, orangtua dan guru perlu memberikan dukungan penuh untuk anak. Mengajari anak tanpa memaksa, tak ada salahnya kok Perlu orangtua ketahui bahwa anak-anak secara biologis diprogram untuk belajar. Pembelajaran dimulai ketika ia berada di masa kanak-kanak. Anak akan membutuhkan banyak informasi sebagai bekal untuk bertahan hidup dan berkembang ketika ia beranjak dewasa. Mungkin Anda tak bisa menghindarkan anak-anak untuk belajar menulis, membaca, atau matematika. Memang membutuhkan banyak usaha dan pelatihan intensif sehingga mereka mengerti pelajaran dasar tersebut. Orangtua sebaiknya tak perlu berekspektasi tinggi dalam mengajarkan anak. Karena proses tempuh setiap anak berbeda. Namun, ingatlah untuk mengajari anak tanpa memaksa. Ketika mengajarkan anak, orangtua maupun guru perlu kesabaran penuh. Beritahu anak untuk mencoba menyelesaikan apa yang dikerjakan. Jika mereka melakukan kesalahan saat belajar, tetap arahkan mereka untuk berpikir hingga menemui solusi atau hasil akhirnya. Meskipun sebagai pembelajar alami, anak masih tetap membutuhkan peran orangtua dan guru. Ingatkan bahwa anak menemukan kesulitan saat belajar, jangan takut untuk meminta bantuan orangtua atau guru. Bagaimanapun komunikasi penting sebagai bentuk pembelajaran anak. Sehingga pada masa yang akan datang, mereka memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikannya. Anak akan lebih mudah mencerna ketika orangtua atau guru mengajari mereka tanpa memaksa. Ketahuilah bahwa tiap anak memiliki kecepatan dan kemampuan belajar yang berbeda. Terkadang tekanan dalam belajar membuatnya mudah stres, sehingga ia sulit mengerti pelajaran yang diterimanya. Oleh karenanya, anak membutuhkan suasana yang rileks, tenang, dan santai dalam kegiatan belajarnya. Dukungan suasana juga membantu mereka menangkap pelajaran yang diterimanya. Sebagai pendamping, perlu diingat setiap anak memiliki proses belajar yang berbeda. Pujilah ketika ia berhasil melakukan pencapaian apapun hasilnya. Pendamping menjadi agen motivasi anak lebih maju. Maka itu, penting untuk mengajari anak tanpa memaksa. Tips mendidik anak tanpa memaksa Mengajari anak tanpa memaksa mendukung ia berpikir jernih ke depan dalam menghadapi masalah dan mencari solusi. Orangtua sebagai pendamping bertugas memotivasi anak. Dukungan orangtua bisa menjadi kekuatan anak untuk mencapai tujuannya. Berikut tips mendidik anak yang bisa Anda terapkan. 1. Pahami kekuatan anak Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui kekuatan dan kelebihan anak terhadap hal yang disukainya. Kemudian, cobalah memotivasinya untuk melakukan tantangan selanjutnya. Misalnya, ketika anak suka menulis cerita, motivasi ia untuk mengikuti lomba menulis cerpen. Kemudian dukung ia untuk menulis buku kumpulan cerpen dari hasil karya yang telah ia buat. 2. Tetap di samping anak ketika ia gagal Mengajari anak tanpa memaksa bisa dilakukan dengan memberikannya semangat sehingga ia tetap berkomitmen dengan melakukan hal yang menjadi kelebihannya. Terkadang jalan hidup tidak semulus yang dibayangkan. Saat anak berusaha menjalani hal yang disukainya, pada satu waktu ia gagal. Misalnya, anak hobi menari balet. Pada masanya ia pentas, anak terjatuh di atas panggung. Sementara penonton yang lain tertawa dan teman-temannya pun mengejeknya. Tetaplah berada di sampingnya dan bangun semangat dan kepercayaan dirinya, besarkan hatinya. Saat ia gagal, cobalah katakan “Tidak apa-apa, Nak. Kamu sudah lakukan yang terbaik. Ke depannya Ibu/Ayah yakin kamu bisa. Kita hadapi bersama, jangan takut ya.” 3. Pujilah anak atas pencapainnya Setelah beragam proses yang dilalui anak, pujilah anak pada tiap pencapaiannya. Pujian menumbuhkan kepercayaan diri anak untuk tetap maju dan berkembang. Pencapaiannya tak mudah, karena anak melalui proses belajar yang melelahkan dan tak mudah. Cara sederhana ini dapat Anda lakukan sebagai langkah mengajari anak tanpa memaksa. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seorang guru selamanya akan menjadi guru, meskipun kita sebagai siswanya telah melupakan atau sudah tidak mengingat wajah ataupun namanya. Karena sejatinya guru itu seseorang yang sangat berjasa, bagikan lilin yaitu ia menerangi jalan banyak orang dengan kemampuanya walaupun ia yang tersakiti. Dalam arti seorang guru dalam keadaan lelah pun tetap memberikan ilmunya kepada siswanya. Tanpa adanya seorang guru, kita tidak bisa menjadi seperti yang sekarang ini, menjadi seseorang yang pandai akan segala hal yang ada dalam diri masing-masing, karena kemampuan yang dimiliki seorang itu dapat di tingkatkan melalui belajar, dan tanpa adanya seorang guru yang mengarahkan apakah kita sebagai seseorang yang belajar bisa mwlakukan nya sendiri? Tentu saja tidak. Maka dari itu guru dikatakan bagaikan lilin. Lihat Pendidikan Selengkapnya Daftar Isi1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar2 Indikator Mengajar Kolerasi Rosenshine dan Furst3 Prinsip Mengajar Yang Menguasai Materi Pelajaran Yang Akan Kesehatan dan Kondisi Sifat Kepribadian dan Pengusaan Mengerti Sifat dan Perkembangan Pengetahuan dan Kemampuan Menggunakan Prinsip-prinsip Toleransi Budaya, Agama, dan Suku Peningkatan Profesi dan Budaya4 Ciri-ciri Mengajar Yang Kecakapan Membimbing Memberikan Saran dan Memperhitungkan Masa Lampau Mendiaknosis Menyembuhkanremedimatie Memberi Kebebasan Terhadap Anak-anak5 Metode Mengajar yang Efektif6 Klasifikasi Strategi Belajar Konsep dasar strategi belajar Belajar mengajar sebagai suatu Hakikat proses Entering Behavior Siswa7 Konsep Dasar Belajar Mengajar8 Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sarana atau Lingkungan9 Tips Mengajar Yang Maksimalkan Sesekali Belajar di Luar Kelas10 Pola-pola Belajar Siswa Pengertian Strategi Belajar Mengajar Kata strategi berasal dari kata Strategos Yunani atau Strategos. Strategos berarti jendral atau berarti pula perwira negara states officer. Secara bahasa strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Menurut Mansyur 1991, batasan belajar mengajar yang bersifat umum mempunyai empat dasar strategi, yaitu Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajamya. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempumaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Indikator Mengajar Efektif Elizabeth perrott mengemukakan indicator mengajar efektif yang dapat diamati dari hasil studi beberapa ahli Menurut Ryan dan koleganya ada 3 faktor utama yang muncul dalam karya ini yang masing-masing terdiri atas dua kutub Hangat dan mengerti versus dingin dan menyendiri Teratur dan cekatan versus berantakan dan jorok Merangsang dan imajinatif versus dungu dan rutin Studi Flander mengamati dua cara mengajar yang kontras terikat direct dan tidak terikat indirect. Mengajar yang terikat ditandai kepercayaan guru atas ceramah, kritisisme, pembenaran justification, otorita, dan pemberian pengarahan. Mengajar yang tidak terikat ditandai oleh kepercayaan guru atas pertanyaan, menerima perasaan siswa, mengakui ide-ide, dan memberikan hadiah dan dorongan. Kolerasi Rosenshine dan Furst Tes prestasi baku biasa digunakan dalam suatu periode pengajaran dengan membandingkan skor siswa selama dan sesudah periode pengajaran untuk memperoleh suatu pengukuran “perolehan prestasi”. Dari data yang dianalisis dapat ditentukan perilaku guru mana yang berhubungan dengan perolehan prestasi siswa-siswa Prinsip Mengajar Yang Efektif Menurut Sahabuddin,2007, keefektifan mengajar dapat dicapai bila guru memiliki profil guru sebagai berikut Menguasai Materi Pelajaran Yang Akan Diajarkan Penguasaan materi pengajaran termasuk didalamnya kemampuan mengorganisasikan dan menyesuaikan materi pelajaran menurut tingkat kemampuan, minat, dan kecepatan murid masing-masing. Kesehatan dan Kondisi Jasmani Mengajar adalah tugas atau kegiatan yang sangat memerlukan kesehatan dan kondisi jasmani. Gangguan kesehatan dan jasmani dapat mengurangi kemampuan guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Sifat Kepribadian dan Pengusaan Diri Kepribadian dan perilaku guru besar sekali pengaruhnya terhadap anak-anak muda. Dalam menghadapi tugasnya sebagai guru ia menghadapi anak-anak yang berbeda-beda perilakunya Ada yang menyenangkan ada yang menjengkelkan. Dalam hal ini guru harus dapat mengendalikan perasaannya. Mengerti Sifat dan Perkembangan Manusia Baik pria maupun wanita, mungkin berminat sekali untuk mengajar, tetapi mungkinmereka tidak mengerti rangkaian perkembangan manusia sehingga mereka tidak berhasil mengajar sebagimana mestinya. Salah satu tngkat perbedaan program pendidikan tradisional dengan pendidikan modern, adalah dalam hal mempersiapkan guru yang mengerti pola perkembangan manusia. Pendidikan modern sangat mengutamakan persiapan guru yang mengerti pola perkembangan manusia. Pengetahuan dan Kemampuan Menggunakan Prinsip-prinsip Mengajar Apa yang harus dijarkan, mengapa, bilamana dan bagaimana mengajarkannya, tergantung dari beberapa factor, anatara lain adalah Kebutuhan secara individual, dan social Kesiapan belajar Kesempatan belejar mengajar yan dapat berguna Penggunaan prinsip-prinsip ini secara konsisten merupakan dasar untuk mengajar yang efektif. Toleransi Budaya, Agama, dan Suku Bangsa Guru menghadapi anak-anak yang mungkin berasal dari berbagai system budaya, agama, dan suku bangsa yang berbeda-beda. Dalam hal ini guru harus menghormati tradisi dan adat istiadat, agama, suku bangsa, dan lain-lain yang dianut oleh murid-murid. Peningkatan Profesi dan Budaya Guru harus mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan profesi sebagai guru pengembang kebudayaan. Apa yang dipelajari secara teoritis belum tentu cocok dengan praktek. Oleh sebab itu,guru harus giat menambah pengetahuan, dan pengalamannya secara mencocokkan teori dengan praktek. Dengan demikian, mereka harus berperandalam mengembangkan dalam memperkaya kebudayaan. Ciri-ciri Mengajar Yang Baik Sahabuddin2007, mengemukakan ciri-ciri mengajar yang baik adalah sebagai berikut Kecakapan Membimbing Belajar Mengajar bukan semata-mata suatu proses memberi pengetahuan kepada belajar, bukan pula sekedar menghilangkan sifatsifat dan kecenderungan yang tak diingini, tetapi yang pokok dan utama adalah membimbing dan menuntun pelajar dan mendorong mereka untuk mencapai hasil belajar. Bimbingan ini agaknya lebih bersifat saran dan tidak bersifat perintah. Mengajar yang baik tidak terdapat dalamsituasi yang kurang ramah dan simpatik terhadap minat dan kebutuhan pelajar. Guru yang baik dapat mengetahui anak yang terkebelakang dan yang paling cakap. Ia mengerti bahwa mereka belum matang dan bahwa mereka membutuhkan simpatik dan pertolongan. Karena itu, guru menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan, suasana yang menerupai keadaan di rumah mereka. Guru yang baik selalu memikirkan seluruh masalah yang telah ada, dan yang mungkin dialami dan dihadapi sebelum melanjutkan peljaran. Berdasarkan ini direncanakanlah pelajaran yang akan diberikan. Pelajaran yang tak direncanakan lebih dahulu kurang dapat diharapkan hasilnya. Guru tak berhasil mengerjakannya dan murid tak berhasil mengertinya. Salah satu yang diharapkan dari guru yang baik adalah jalinan kerjasama yang baik antara guru dan pelajar. Oleh sebab itu, guru harus mempunyai rencana yang bai untuk dapat bekerjasama dengan pengajar dalam organisasi, manajemen, partisipasi diskusi, pemberian tugas dan penilaian hasil belajar. Memberikan Saran dan Anjuran Mengajar yang baik berlangsung atas dasar saran dan bukan atas dasar perintah. Guru dalam menempatkan daya pimpinannya atau wibawanya, menuntun muridny dengan hati yang tidak berarti bahwa murid tidak menghormati kewibawaan guru. Guru yang baik pada keseluruhannya berarti memelihara watak dengan menciptakan suasana yang didalamnya anak dapat berkembang menurut kodratnya. Mengajar yang baik berarti mengusahakan teciptanya suatu suasana lingkungan demokrasi yang didalamnya orang saling menghargai hak pribadi masing-masing. Dalam lingkungan ini guru berpedoman pada teori bahwa masing-masing individu mempunyai hak yang sama dalam kelas. Oleh sebab itu, sewajarnyalah kalau mereka itu mendapat perlakuan yang sama. Demokrasi menuntut supaya setiap anggota kelompok memperoleh perlakuan dan layanan yang sama. Guru yang baik merangsang perkembngan kepribadian dan aktivitas murid-murid dengan pengantaraan kepribadian dan aktivitasnya. Guru menempatkan diri sebagai teladan. Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang tersaring dan aktivitasnya adalah aktivitas yang terarah. Ini berarti bahwa guru yang baik memberikan rangsangan melalui pengajaran, dorongan aktivitas, kritik, dan saran-saran yang bersifatedukatif. Memperhitungkan Masa Lampau Siswa Guru yang cakap mengerti bahwa pendidikan yang baik adalah mengoganisasikan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau. Senang dan puas terhadap apa yang pernah dicapai dengan situasi yang statis bukan pertanda pengajaran yang baik. Guru yang baik selalu berusaha untuk mencapai yang lebih baik dari yang telah dicaai sebelumnya. Mendiaknosis Kesulitan-kesulitan Guru yang baik senantiasa mem[erhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh murid-muridnya. Dengan diketahuinya kesulitan-kesulitan yang sering dialami, dapat dipikiran dan direncanakan cara-cara pertolongan yang mungkin diberikan kepada anak-anak, baik secara umum maupun secara perseorangan. Menyembuhkanremedimatie Pekerjaan penyembuhan adalah sangat penting bagi anak utamanya dalam pengajaran yang membutuhkan ketangkasan atau keterampilan kalau anak tidak menguasai keteramplan yang dibutuhkan mereka akan sukar untuk meningkat pada penguasaan selanjutnya, misalnya kesalahan penertuan dalam cara-cara berhitung, membaca menulis, dan lain-lain. Hal demikian mengakibatkan anak itu terlambat. Memberi Kebebasan Terhadap Anak-anak Kebebasan yang di maksud dalamhal ini bukanlah kebebasan untuk bertindak semau-maunya tanpa ada khaidah dan norma, tetapi memberi bimbingan menurut pola-pola tujuan yang anak tidak merasa tertekan, karena tujuan yang ingin dicapai itu didasari sebagai tujuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Metode Mengajar yang Efektif Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui’ dan hodos berarti jalan’ atau jalan’. Dengan demikian metode adalah dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Ada juga yang mengartikan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut. Singkatnya metode adalah jalan untuk mencapai tujuan. Adapun kata metodologi’ berasal dari kata metoda’ dan logi’. Logi berasal dari bahasa Yunani logos yang berarti akal atau ilmu. Jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu ilmu, metodologi merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi yaitu metodologi pendidikan. Jadi, yang dimaksud dengan metode pengajaran yaitu suatu ilmu pengetahuan tentang motode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Atau bisa juga yang dimaksud metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan, dan sikap kognitif, efektif. Khusus metode mengajar di dalam kelas, efektivitas suatu metode dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, factor situasi, dan factor guru itu. Didalam penggunaan metode ada beberapa syarat- syarat sebagai berikut Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi pembangunan. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha pribadi. Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang nyatra dan bertujan. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar Menurut Tabrani Rusyan dalam Mansyur menyatakan bahwa terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan di klasifikasikan menjadi 7 bagian, seperti berikut Konsep dasar strategi belajar mengajar Seperti telah diuraikan pada subpokok bahasan sebelumnya, konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku, Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar, Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sasaran kegiatan belajar mengajar Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan Instruksional khusus dan tujuan Instruksional umum, tujuan kulikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal. Belajar mengajar sebagai suatu sistem Belajar mengajar selaku suatu sistem Instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain, tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen itu terjadi kerja sama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Hakikat proses belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Entering Behavior Siswa Tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimilikinya pada saat akan memasuki kegiatan belajar-mengajar inilah yang dimaksudkan dengan entering behavior. Entering behavior ini akan dapat kita identifikasi dengan berbagai cara, antara lain Secara tradisional, telah lajim para guru memulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai bahan yang telah diberikan terdahulu sebelum menyajikan bahan baru. Secara inovatif, guru-guru tertentu pada berbagai lembaga pendidikan yang telah dimiliki atau mampu mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar secara memadai, sudah mulai dengan mengadakan pre-test sebelum mereka memulai dengan program kegiatan belajar-mengajarnya. Konsep Dasar Belajar Mengajar Menurut Mansyur dan Syaiful Bahri, ada empat hal yang menjadi konsep dasar untuk merencanakan sebuah strategi belajar dan mengajar yaitu sebagai berikut. Mengidentifikasi, menetapkan spesifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik. Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar. Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang duanggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian, dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Memilih dan menetapkan prosedur metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap tepat dan efektif. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda denga cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Menetapkan norma norma dan batas minimal keberhasilan keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan. Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan tersebut bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem Menurut Gordon 1990 Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan. Belajar-mengajar sebagai suatu sistem, atau lebih dikenal sistem instruksional menunjuk pada pengertian sebagai sekelompok atau seperangkat bagian atau komponen yang saling bergantung interdependen satu sama lain untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, sistem senantiasa merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari semua bagian yang satu sama lain tidak dapat dipisah-pisahkan. Sebagai suatu sistem, belajar-mengajar mengandung sejumlah komponen yakni terdiri dari Siswa, Guru, Tujuan, Materi, Metode, Evaluasi, Sarana dan Lingkungan. Berikut ini paparan dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut Siswa Teori didaktik metodik telah bergeser dalam menempatkan siswa sebagai komponen proses belajar-mengajar PBM. Siswa yang semula dipandang sebagai objek Pendidikan bergeser sebagai subjek Pendidikan. Sebagai subjek, siswa adalah kunci dari semua pelaksanaan Pendidikan. Tiada Pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu, siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak-hak dan tanggungjawabnya sebagai siswa. Siswa adalah individu yang unik. Mereka merupakan kesatuan psiko-fisis yang secara sosiologis berinteraksi dengan teman sebaya, guru, pengelola sekolah, pegawai administrasi, dan masyarakat pada umumnya. Mereka datang ke sekolah telah membawa potensi psikologis dan latar belakang kehidupan social. Masing-masing memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Potensi dan kemampuan inilah yang harus dikembangkan oleh guru di sekolah. Guru Guru adalah sebuah profesi. Oleh sebab itu, pelaksanaan tugas guru harus profesional. Walaupun seorang guru sebagai individu memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri sebagai pribadi, namun guru mengemban tugas mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan. Untuk itu, guru harus menguasai seperangkat kemampuan yang disebut kompetensi guru. Oleh sebab itu, tidak semua orang bisa menjadi guru yang profesional. Kompetensi guru itu mencakup menguasai siswa, menguasai tujuan, menguasai metode pembelajaran, menguasai materi, menguasai cara mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar. Tujuan Tujuan yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran, sampai tujuan khusus pembelajaran. Proses belajar-mengajar tanpa tujuan bagaikan hidup tanpa arah. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan secara keseluruhan harus dikuasai oleh guru. Tujuan disusun berdasarkan ciri karakteristik anak dan arah yang ingin dicapai. Materi Materi pembelajaran dalam arti luas tidak hanya yang tertuang dalam buku paket yang diwajibkan, akan tetapi mencakup keseluruhan materi pembelajaran. Setiap aktivitas belajar-mengajar pasti harus ada materinya. Anak yang sedang field-trip di kebun raya menggunakan materi jenis tumbuhan dan klasifikasinya. Anak yang praktikum di laboratorium menggunakan materi simbiose katak. Semua materi pembelajaran harus diorganisasikan secara sistematis agar mudah dipahami oleh anak. Materi disusun berdasarkan tujuan dan karakteristik siswa. Metode Metode mengajar adalah cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik anak. Sarana atau Alat Agar materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa, maka dalam proses belajar-mengajar digunakan alat pembelajaran. Alat pembelajaran dapat berupa benda yang sesungguhnya, imitasi atau tiruan, gambar, bagan, grafik, tabulasi dan sebagainya yang dituangkan dalam media. Media itu dapat berupa alat elektronik, alat cetak, dan tiruan. Menggunakan sarana atau alat pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan, anak, materi dan metode pembelajaran. Evaluasi Evaluasi dapat digunakan untuk menyusun gradasi kemampuan anak didik, sehingga ada penanda simbolik yang dilaporkan kepada semua pihak. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif, objektif, kooperatif, dan efektif. Evaluasi dilaksanakan berpedoman pada tujuan dan materi pembelajaran. Lingkungan Lingkungan pembelajaran merupakan komponen kegiatan belajar mengajar yang sangat penting demi suksesnya belajar siswa. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan psikologis pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung. Jika Kamu Seorang Pengajar atau Guru Kamu harus Mengetahui cara Mengajar yang Baik ,Simak Berikut Ulasan berikut ini. Jangan Berdiri Seperti Patung pada Saat Mengajar Maksudnya adalah seorang guru sebaiknya bergerak ketika sedang mengajar, tidak cuma berdiri di depan kelas saja, atau hanya duduk di meja guru. lakukan teknik mobile teaching dengan cara guru mencoba untuk mengajar secara lebih dekat pada muridnya, dan berkeliling untuk mengetahui situasi kelas dan murid-muridnya pada saat sedang belajar. Jika memang pelajaran hitungan sedang diberikan, cobalah guru untuk mendekati murid pada setiap baris tempat duduknya dan lihat perkembangan mereka pada saat mengerjakan hitungan tersebut. Bila saja ada murid yang sedang melamun, atau merasa bingung, maka guru akan dengan tau. Buat Mereka Merespon Perhatian pada Murid Untuk mengetahui apakah murid-murid kita ini memperhatikan kita saat mengajar pelajaran tertentu atau tidak, guru bisa melakukan diskusi atau debat argumen agar mereka mau mengeluarkan argumennya. Memang tidak semua murid kita akan bisa berargumen dengan baik, beberapa ada yang terkendala malu bertanya,grogi,dan sbg. Tetapi, apapun respon mereka, pancing terus mereka untuk berpendapat dan hargai setiap argumen yang mereka lontarkan. selain materi pembelajaran bisa mudah mereka fahami, kita juga mengajarkan mereka untuk berani berbicara dan menerima argumen orang lain. Lakukan Variasi Saat Mengajar Melakukan variasi dalam metode mengajar ternyata akan berpengaruh positif pada pemahaman murid-murid kita. dapat dibayangkan jika yang terjadi di kelas adalah hanya berbicara saja, dan mendengarkan tanpa ada yang bertanya, maka pemahaman pelajaran akan terasa hambar. cobalah untuk membuat variasi ketika mengajar. sebelum masuk ke inti pelajaran, awali untuk lebih rilexs dengan menyanyikan lagu yel-yel kelasnya, supaya belajar tetap semangat. guru juga dapat menyisipkan games dalam setiap pelajaran yang sedang diberikan, asalkan games ini berkaitan dengan mata pelajaranya. lakukan lebih banyak diskusi dengan murid-murid kita, supaya mereka aktif dan lebih memahami subjek pelajaranya. Berikan Perhatian pada Murid Mengajar bukan saja memberikan materi pelajaran untuk murid-murid kita supaya mereka tau dan mempelajarinya. Mengajar juga perlu memperhatikan keadaan murid-muridnya. Apabila kembali ke masa sekolah dulu, biasanya sang guru akan memperhatikan siswa-siswa tertentu saja, seperti siswa yang paling sering bolos, yang paling pintar, paling cantik dan lain-lain. predikat inilah yang dapat membuat guru sangat mudah mengenali satu persatu muridnya. sebaiknya berikan perhatian pada semua murid. Tiap murid mempunyai talenta dan karakter yang berbeda, Oleh karena itu ketahuilah satu persatu dan dukung mereka supaya bisa berkembang menjadi lebih baik. Maksimalkan Teknologi Sekarang semuanya sudah canggih, metode mengajar kita juga harus disesuaikan dengan teknologi yang ada supaya mengajar semakin mudah. manfaatkanlah komputer, Laptop, tablet dan lainya untuk dipakai murid-murid dalam mempelajari sesuatu subjek. Supaya tidak bosan, ubahlah text book pelajaran menjadi bentuk gambar atau audio, dengan begitu murid akan menemukan sesuatu yang dianggap baru dan menyenangkan. Memanfaatkan teknologi tentunya akan selalu berhubungan dengan internet. saat ini ada banyak website edukasi yang akan memberikan pengetahuan mengenai mata pelajaran yang sedang murid-murid bahas bersama gurunya ini. Mereka dapat mengakses video pembelajaran atau membaca artikel terkait, untuk membuat mereka lebih faham. Interaktif Cobalah untuk memakai metode belajar yang interaktif dengan murid-murid kita. Seorang guru memang menguasai materi pelajaran yang akan diberikan pada anak muridnya, tetapi perkembangan anak juga harus kita fikirkan. Mereka akan banyak mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu, tentang issu yang mungkin sedang dibahas pada mata pelajaran tertentu. Berikan kesempatan mereka untuk bertanya seputar pelajaran yang sedang dibahas. Guru dapat mengawali dengan menceritakan kisah pendek terkait pelajaran tersebut. Buat mereka menjadi bertanya-tanya agar mereka lebih mudah mengerti dan memahami sebenarnya bagaimana menyelesaikan pertanyaan dalam sebuah pelajaran. Sesekali Belajar di Luar Kelas Beberapa guru ada yang suka memakai metode ini, dimana murid-muridnya digiring ke luar kelas pada pagi hari, dan mereka belajar di luar kelas. Metode seperti ini dianggap akan kembali merefresh keadaan otak murid-murid kita yang telah sering menerima pelajaran setiap harinya. Lakukan pembelajaran yang cenderung menyenangkan, seperti membuat pasangan kata pada sebuah kertas dan menyuruh mereka untuk mencari maksud dari padanan kata tersebut, sesuai di buku pelajaran. Coba perhatikan, murid-murid akan terasa fresh dan pelajaran lebih mudah untuk diserap . Siapkan Materi dengan Animasi Dalam menyampaikan pelajaran kepada murid-murid kita, sebaiknya kita tidak menghabiskan waktu dengan membahas point yang tak penting untuk disampaikan. Siapkan poin-poin dari materi pelajaran dalam bentuk yang lebih animasi. Bila memang bisa disampaikan dengan poin, kita dapat gunakan slide presentasi lewat power point. Buatlah beberapa slide tampilan materi pembelajaran dengan menyisipkan animasi dan bergerak . Hal tersebut akan berguna supaya penyampaian materi tidak membosankan. Penjelasan poin seperti ini lebih jelas dalam mengarahkan tujuan dalam mengajar. Sesekali sarankan juga murid-murid untuk belajar membuat presentasi Di power point. selain itu, kita juga dapat gunakan Video pembelajaran supaya suasana belajar lebih baru. Lebih Sabar dan Berikan Hadiah Sebagai guru, kita juga harus bisa lebih sabar untuk menghadapi banyaknya respon anak murid kita, baik sabar dalam pemahaman pembelajaran, ataupun sabar dalam mendorong mereka untuk terus semangat belajar. respon anak murid kita akan berbeda-beda pada pelajaran, sekalipun berbagai strategi yang unik telah coba kita lakukan untuk membuat suasana belajar lebih seru. Untuk lebih menyemangati anak murid kita, tak ada salahnya jika kita memberikan reward atau hadiah setiap anak murid kita yang berhasil menjawab pertanyaan kuis atau test harian saat di kelas. Hadiah juga merupakan salah satu motivasi untuk anak-anak murid kita supaya lebih semangat belajar. Perhatikan Closing/menutup Kegiatan Mengajar Ktika pelajaran akan segera berakhir waktunya, maka terapkan teknik closing belajar yang benar, supaya murid-murid tidak mudah melupakan poin apa saja yang sudah mereka pelajari hari ini. Ulangi kembali poin pembelajaran tadi, secara garis besar supaya murid-murid kita tetap mengingatnya dan juga mulai memahaminya. Setelah itu, coba untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut supaya dapat melanjutkan ke materi selanjutnya secara teratur, murid akan tetap mengingat materi sebelumnya, bila teknik closingnya seperti ini. Beritahukan tentang materi yang akan dibahas selanjutnya di pertemuan minggu depan. Sarankan murid-murid untuk membaca poin penting pelajaran berikutnya sebelum pelajaran dimulai. Pola-pola Belajar Siswa Gagne menggolongkan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe di mana yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya yang lebih tinggi tingkatannya. Masing-masing tipe dapat dibedakan dari yang lainnya dilihat dari kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya proses belajar bagi yang bersangkutan. Kedelapan tipe tersebut adalah Tipe 1, Signal Learning belajar isyarat. Tipe ini merupakan tahap yang paling dasar, sehingga tidak menuntut persyaratan, namun merupakan tingkat yang harus dilalui untuk tipe belajar yang lebih tinggi. Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya. Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi emosional di dalamnya. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini telah diberikannya secara serempak dan berulang kali. Tipe 2, Stimulus-Respon Learning belajar rangsangan tanggapan. Bila tipe di atas dapat digolongkan dalam jenis classical condition, maka tipe belajar 2 ini termasuk ke dalam instrumental condi¬tioning Kimble-1961 atau belajar dengan trial and error. Menurut Gagne, proses belajar bahasa pada anak-anak merupakan proses yang serupa dengan ini. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor inforcement. Waktu antara stimulus rangsangan pertama dan berikutnya sangat penting. Semakin singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya, semakin kuat reinforcement. Tipe 3, Chaining mempertautkan, dan tipe 4 Verbal Asso¬ciation. Kedua tipe belajar ini setaraf, yaitu belajar mengajar yang menghubungkan satuan ikatan S -R yang satu dengan yang lain. Kondisi yang diperlukan dalam berlangsungnya tipe belajar ini antara lain secara internal anak sudah harus menguasai sejumlah satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu, prinsip kesinambungan, pengulangan, dan reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining dan association. demikianlah artikel dari mengenai Cara Mengajar yang Baik Pengertian, Indikator, Prinsip, Ciri, Metode, Klasifikasi, Konsep Dasar, Sistem, Pola, dan Tipsnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

belajar tanpa guru bagaikan